Penulusuran sejarawan Belanda Dr Harry A. Poeze yang yang juga Pengarah KITLV Press (Institut Kerajaan Belanda Untuk Kajian Caribbean dan Asia Tenggara) untuk mengungkap lokasi makam Tan Malaka atau Sutan Ibrahim masih saja diteruskan hingga sekarang. Ia bersama keluarga Tan Melaka melawat lokasi makam di Desa Selopanggung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri,
Kedatangan peniliti Belanda dan keluarga Tan Melaka ke Desa Selopanggung itulah dianggarkan Pahlawan Nasional (Kepres 53/1963, red) itu dibunuh oleh Brigade Sikatan di Desa Selopanggung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri sekitar tahun 1949
Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatra Barat, 2 Jun 1897 - wafat di Kediri Jawa Timur, 21 Februari 1949 adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin komunis, dan ahli politik yang mendirikan Parti Murba .
Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperanan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kedatangan Poeze didampingi oleh dua keluarga Tan Melaka yakni Zulfikar Kamarudin dan HM Ibarsyah Ishak, SH yang juga Government Relation Pusat Tamadun Melayu Fakulti Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Mereka datang di Selopanggung setelah membaca tulisan Imam Mubarok (terbit di harian RADAR Surabaya pada 15-16 Ogos 2007, red), "Saya berterima kasih kepada Mubarak berkat tulisan anda kami semua akhirnya ke sini untuk mengetahui lebih dekat apa yang yang ada tulis di akhbar dan blog , "kata Poeze pada RADAR Kuala Lumpur.
Selain melawat lokasi makam yang dianggarkan makam di mana Tan Malaka dikubur, rombongan juga melawat rumah Tolu (85). Tolu adalah cucu dari Mbah Yasir yang rumahnya ditempati Tentera Republik Indonesia (TRI) pada Agresi Belanda II tahun 1948.
Poeze sedikit kesal kerana bekas rumah Mbah Yasir itu telah rata dengan tanah dan tidak ada lagi bukti berupa bangunan fizikal di mana Tan Melaka ditawan dan kemudian dibunuh.
Dalam penyelidikan Harry A. Poeze menyatakan Tan Melaka ditembak mati tarikh 21 Februari 1949 oleh Brigade S atas perintah Leftenan Dua Sukotjo. Pelaksanaan yang terjadi selepas Agresi Militer Belanda kedua itu didasari surat perintah Panglima Daerah Militer Brawijaya Soengkono dan Komandan Brigade-nya Letkol Soerahmat.
Hal ini juga diperkuat dalam buku Otobiografi Letkol Soerahmat (Komandan Brigade S, tinggal di Kediri) yang ditulis salah satu puteranya Ir Suyudi memang menyebutkan bahawa Brigade Sikatan atau yang lebih dikenali dengan Brigade S adalah yang menembak mati Tan Malaka di Kediri pada 21 Februari 1949.
Penangkapan hingga penembakan mati Tan Malaka oleh Briagade S atas perintah Petinggi tentera di Jawa Timur menilai seruan Tan Melaka yang menilai penahanan Bung Karno dan Bung Hatta di Bangka menciptakan kekosongan kepemimpinan serta enggannya elite militer bergerilya dianggap membahayakan kestabilan.
Mereka pun memerintahkan penangkapan Tan Melaka yang sempat ditahan di Desa Patje Nganjuk dan akhirnya dihukum bunuh di Selopanggung Kediri.
"Setelah melihat makam yang tadi yang berdekatan dengan makam Mbah Selopanggung, kami yakin bahawa sebelumnya ada kubur yang lain di mana Tan Melaka akhirnya dipindah ke sini," kata Poeze.
Hal ini berdasarkan keterangan Tolu pada RADAR Surabaya dan Poeze yang menyebutkan bahawa di belakang pekarangan datuknya almarhum Mbah Yasir (sekarang milik Lugiyo) ada tanah saiz 4 X 4 meter di mana rumput tidak mahu tumbuh dan sampah tidak boleh masuk.
"Walaupun agak berbau mistik ada dugaan kuat sebelum dikuburkan ke perkuburan yang berada di Ledokan berdekatan dengan makam Mbah Selopanggung yang membuka desa ini, Tan Melaka dikuburkan di lokasi ini, dugaan kami ini kuat, sebab ini juga dalam rangka untuk menghilangkan jejak oleh Pasukan Brigade S "ujar Poeze.
Lokasi yang dimaksudkan Poeze tersebut tepat ditimur lokasi di mana fail-fail yang dibawa pasukan Brigade S dibakar selama satu minggu tidak habis sebelum akhirnya pasukan Brigade S meninggalkan Desa Selopanggung.
Disinggung tentang lokasi Tan Melaka yang terbunuh dan dibunuh di pinggir Sungai Brantas Desa Petok Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Poeze mambantah keras, "Yang tewas dan dimakamkan disana itu bukan Tan Melaka tetapi anak buahnya yang berjumlah tiga orang. Dugaan kuat kami Tan Melaka berada di Desa Selopanggung, "katanya.
Oktober dilakukan Pembongkaran Lokasi yang Diduga Makam Tan Malaka
Untuk membuktikan bahawa Tan Melaka tewas dan dikuburkan di Desa Selopanggung, keluarga Tan Melaka dan juga dibantu Dr Harry A Poeze akan melakukan pembongkaran dua tempat dimana di duga Tan Melaka dimakamkan.
Keterangan tersebut disampaikan HM Ibarsyah Ishak, SH keluarga Tan Melaka yang melakukan carian jejak Tan Melaka bersama Poeze sejak tahun 1985
"Insya Allah Oktober atau tepatnya setelah puasa nanti kita akan melakukan pembongkaran di beberapa lokasi di Selopanggung yang kami duga tempat dimana Tan Melaka dimakamkan," kata Ishak pada RADAR Kuala Lumpur.
Dalam pembongkaran nanti pihaknya akan bekerjasama dengan Jabatan Sosial RI yang sebelumnya telah berjanji akan memback up carian Tan Melaka ini.
"Pokoknya sebelumnya kita akan melakukan koordinasi dengan semua pihak agar carian ini boleh lancar dan juga akan melibatkan pasukan forensik dan tidak menutup kemungkinan juga akan ada test DNA untuk memastikan bahawa yang kita gali nanti adalah jasad Tan Melaka, sebab kejadian tersebut sudah hampir 60 tahun yang lalu, "katanya Ishak.
Selain melakukan kunjungan ke Selopanggung, rombongan juga mencari sumber-sumber yang lain yang masih berkaitan dengan Tan Melaka yang ada di Kota dan Kabupaten Kediri.
Tuesday, March 27, 2012
apakah tan malaka dikubur dua kali di selopanggung
0 Comments