1. Simpang Lima Gumul
Jika agan masuk wilayah kota kediri, akan di sambut dengan monumen ini, Monumen Simpang Lima Gumul yang sebelum dibangun dikenal dengan nama Proliman, berada di Desa Tugurejo, Kecamatan Gampengrejo, Kediri, Jawa Timur, di pusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten. Kediri, tempat dimana pernah berdiri sebuah kerajaan yang agung dengan akar budaya yang kuat, justru mendirikan sebuah monumen yang menyerupai Arc de Triomphe.
Jika Arc de Triomphe, diilhami Arch of Titus yang dibangun orang Romawi pada abad pertama, dibuat di Paris untuk menghormati mereka yang bertempur dan mati bagi Perancis dalam Revolusi Perancis dan Perang Napoleon, maka tidak jelas Monumen Simpang Lima Gumul Kediri ini dibuat untuk menghormati siapa, dan mengapa bupati yang memprakarsainya tidak membuat sebuah monumen agung yang mengambil bentuk dari akar budaya setempat.
Jalanan di sekeliling Monumen Simpang Lima Gumul yang cukup lebar dan ditata dengan baik, dengan jajaran pepohonan pakis yang memberi kehijauan namun tampak tidak akan cukup untuk memberi keteduhan bagi pejalan dari terik matahari Kediri.
Jika Arc de Triomphe maupun Arc de Titus memiliki lekuk dan detail ornamen yang indah, yang menunjukkan keseriusan pembuatan dan cita rasa seni budaya tinggi, maka tidak ada ornamen yang mengesankan pada Monumen Simpang Lima Gumul, kecuali relief sederhana yang konon menceritakan sejarah Kediri.
Jika Arc de Triomphe tingginya 50 m, dengan lebar 45 m dan ketebalan and 22 m, dan Charles Godefroy pernah menerbangkan pesawat Nieuport biplane-nya melalui lubangnya pada sebuah perayaan untuk menandai berakhirnya Perang Dunia I, maka Monumen Simpang Lima Gumul dengan enam lantai setinggi 30 m dan seluas 6.186 m2 yang pembangunannya menelan biaya lebih dari Rp 300 milyar itu tentu tidak cukup besar untuk membuat sensasi semacam itu.
Sebuah arca Ganesha, salah satu dewa yang banyak dipuja oleh umat Hindu dengan gelar sebagai Dewa Pengetahuan dan Kecerdasan, Dewa Pelindung, Dewa Penolak Bala dan Dewa Kebijaksanaan, yang diletakkan di salah satu sudut Monumen Simpang Lima Gumul. Arca dengan ukuran yang sesungguhnya cukup besar itu, terlihat kerdil di Monumen Simpang Lima Gumul, dan tidak cukup untuk menerbitkan decak kagum.
Kabarnya pembuatan Monumen Simpang Lima Gumul ini merupakan bagian dari rencana besar Pemerintah
Kabupaten Kediri waktu itu untuk membuat sebuah Pusat Perdagangan yang juga berfungsi sebagai pusat rekreasi. Sebuah pemikiran dan rencana yang tampak sangat baik, namun sayang sekali pemilihan ikon-nya menjadi kontroversial dan tidak produktif.
Jalanan yang lebar dan mulus di sekeliling Monumen Simpang Lima Gumul tampak terlalu mewah karena belum ada kegiatan ekonomi yang berarti di sekitar lokasi. Monumen Simpang Lima Gumul di Kediri ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan baru diresmikan pada tahun 2008.
Area parkir kendaraan yang dibuat dan ditata dengan baik, dimana dari sini pengunjung bisa melalui sebuah terowongan untuk menuju ke lokasi Monumen Simpang Lima Gumul.
Seorang lelaki tampak sedang menyabit rumput, mungkin untuk pakan ternaknya, di sekitar lokasi Monumen Simpang Lima Gumul, sementara sepedanya disenderkan di sebuah pohon kecil di tepian jalan.
Jalanan mulus dan lebar di sekeliling Monumen Simpang Lima Gumul itu yang masih menunggu pemanfaatannya secara ekonomi bagi masyarakat Kediri.
Suka tidak suka, Monumen Simpang Lima Gumul di Kediri itu sudah dibangun, dan telah pula menelan biaya ratusan miliar uang negara. Monumen Simpang Lima Gumul masih perlu untuk diperbaiki dan dikembangkan, baik dari sisi seni budaya maupun ekonomi. Monumen Simpang Lima Gumul tentu sebaiknya diperkaya dengan detail ornamen yang mampu menunjukkan keagungan akar budaya Kediri yang tua dan kuat, yang bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat setempat dan bagi para pejalan yang datang ke sana. Dengan demikian, aspek ekonominya juga bisa pula berkembang.
2.Gumul Paradise Island (GPI)
Wisata ini terletak tidak jauh dari Simpang Lima Gumul , tempat wisata air ini terletak di area Simpang Lima Gumul (SLG) Kab. Kediri. Memang sangat strategis tempatnya, dan kayaknya ini bagian dari grand design lokasi/tempat wisata di area SLG.Biaya masuknya, kurang lebih 25ribu. Di depan pintu masuk terdapat tempat penitipan tas dan barang2, sekedar saran kalo mau kesana dan nggak ada orang yang nungguin barang2 mending dititipkan ditempat ini, soalnya di dalam nanti nggak ada tempat penitipan lagi.Kalo dilihat dari beberapa banner dipintu masuk depan, sebenernya Gumul Paradise Island ini akan dilengkapi dengan beberapa wahana pendukung. Seperti: Boom-boom Car, Bianglala, 3D Movie, untuk sementara itu yang saya ingat. Jadi, kalo nanti sudah selesai sepenuhnya kayaknya bakalan lebih menarik lagi.
…
3. Taman Air Tirtoyoso
Berada di pusat kota Kediri, disamping Stadion Brawijaya Kediri. Memiliki kolam renang terbesar di Kediri dan kolam perahu disekelilingnya. Rencananya akan dibuka wahana baru dikompleks yang sama. Buka Pukul 08.00 - 17.00,
Kolam renang utk dewasa telah direnovasi
ada bola airnya juga
ada bola airnya juga
Petugas taman tirtoyoso sedang ngobrol bersama ibu²
4. Wisata Air Pagora
terletak di depan kompleks wisata air Tirtoyoso. sembari anda menunggui anak" berenang, anda juga bisa menikmati sajian musik live tiap hari minggu, dengan biaya tiket masuk seharga 8.500 untuk dewasa, 2500 untuk TNI/POLRI atau Purn. Di dalam terdapat beberapa permainan seperti sepeda air, becak mini, perahu mesin, kereta mini, kolam dewasa dan anak, istana balon, dan juga outbound
pintu masuk
agak susah search gambar di mbah google,mending agan silahkan cek sendiri saja.
5.Kompleks Wisata Klotok
Terletak pada kediri bagian barat sungai, di sine terdapat sebuah goa,
berikut sejarahnya:
Pada
Jaman Dahulu, Di Kediri ada sebuah kerajaan besar. Kerajaan Medang
namanya. Rajanya bernama Prabu Airlangga. Prabu Airlannga berasal dari
Pulau Bali. Ia adalah seorang putra raja di Bali. Ia menjadi Raja Medang
setelah menikah dengan Putri Raja Medang.
Saat usia Prabu Airlangga sudah tua, Ia ingin menjadi pertapa. Tahta Kerajaan Medang akan di serahkan pada Putri Permaisurinya yang hanya seorang. Ia putri yang cantik jelita. Namanya Dyah Sangramwijaya.
Dyah Sangramwijaya menolak keinginan Ayahanda nya. Ia tidak punya keinginan menjadi Raja. Yang menjadi keinginan Dyah Sangramwijaya adalah menjadi seorang pertapa. Ia lalu meminta restu ayahanda nya menjadi pertapa di Goa Selomangleng ( Di Kaki Gunung Klotok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri). Ia pun mengubah namanya menjadi Dewi Dewi Kilisuci.
Saat usia Prabu Airlangga sudah tua, Ia ingin menjadi pertapa. Tahta Kerajaan Medang akan di serahkan pada Putri Permaisurinya yang hanya seorang. Ia putri yang cantik jelita. Namanya Dyah Sangramwijaya.
Dyah Sangramwijaya menolak keinginan Ayahanda nya. Ia tidak punya keinginan menjadi Raja. Yang menjadi keinginan Dyah Sangramwijaya adalah menjadi seorang pertapa. Ia lalu meminta restu ayahanda nya menjadi pertapa di Goa Selomangleng ( Di Kaki Gunung Klotok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri). Ia pun mengubah namanya menjadi Dewi Dewi Kilisuci.
Prabu Airlangga lalu berkeinginan menyerahkan tahta kerajaan
pada putranya yang berasal dari selir ( Istri tidak resmi ). Kebetulan
sekali, Ia memiliki dua putra dari selir. Kedua Putranya bernama Raden
Jayengrana dan Raden Jayanagara. Prabu kebingungan untuk memilih salah
satu yang akan di beri tahta Kerajaan Medang.
Yang
terakhir jangan lupa membeli oleh" khas kota kediri, yaitu tahu. anda
dapat mebeli oleh" ini di dua tempat, yaitu di jalan "Yos Sudarso" dan
jalan "Patimura"
sebenarnya
masih ada banyak lagi tujuan wisata di kediri, sepeerti air terjun
ironggolo dan dolo, maskumambang, besuki, goa maria, dll. Tetapi karena
berhubung waktu dan tempat :D, jadi cuma beberapa yang saya sebutkan,
sumber:
thearoengbinangproject.com
blog.andrina.web.id
etyhanif.blogspot.com